Pernahkah Anda mendengar istilah demam rematik? Mungkin sebagian dari kita baru familiar ketika mendengar teman atau kerabat mengeluhkan nyeri sendi yang tiba-tiba, disertai demam. Demam rematik sebenarnya adalah kondisi yang cukup serius, terutama karena bisa memengaruhi jantung, sendi, otak, dan kulit. Sebagai seseorang yang pernah menyaksikan tetangga kecilnya mengalami demam rematik, saya ingin berbagi pengalaman sekaligus informasi penting mengenai penyakit ini.
Apa Itu Demam Rematik?
Contents

Demam rematik adalah penyakit inflamasi (radang) yang dapat muncul beberapa minggu setelah seseorang mengalami infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus grup A, jenis bakteri penyebab radang tenggorokan atau tonsilitis. Penyakit ini sering menyerang anak-anak dan remaja, biasanya berusia antara 5 hingga 15 tahun, namun orang dewasa juga bisa terkena, meskipun lebih jarang Alodokter.
Yang membuat demam rematik berbahaya bukanlah infeksinya sendiri, melainkan respons tubuh terhadap infeksi tersebut. Sistem kekebalan tubuh secara tidak sengaja menyerang jaringan sehat, terutama sendi, jantung, kulit, dan sistem saraf, sehingga menimbulkan peradangan dan gejala yang cukup mengganggu.
Gejala Demam Rematik
Gejala demam rematik bisa muncul secara bertahap, biasanya 2–4 minggu setelah infeksi tenggorokan. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:
Demam tinggi
Anak-anak dan remaja sering mengalami demam mendadak yang bisa mencapai 38–40°C.Nyeri dan pembengkakan sendi
Sendi yang terkena biasanya bergerak dari satu sendi ke sendi lain, seperti lutut, pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan. Nyeri ini sering disebut “migratory arthritis.”Kelelahan dan lemas
Anak-anak mungkin menjadi mudah lelah, kurang nafsu makan, dan tampak lesu.Gangguan pada jantung
Salah satu komplikasi paling serius adalah radang pada jantung, terutama pada katup jantung. Kondisi ini disebut carditis, yang bisa menyebabkan suara jantung abnormal atau bahkan gagal jantung jika tidak ditangani dengan cepat.Gejala kulit dan saraf
Kadang muncul ruam berbentuk cincin kemerahan pada kulit (erythema marginatum) atau benjolan kecil di bawah kulit (subcutaneous nodules). Beberapa orang juga bisa mengalami gerakan tak terkendali pada anggota tubuh (Sydenham’s chorea).
Gejala-gejala ini bisa muncul secara berbeda pada setiap orang. Karena itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter bila ada tanda-tanda demam disertai nyeri sendi, terutama setelah infeksi tenggorokan.
Penyebab dan Faktor Risiko
Seperti disebutkan sebelumnya, demam rematik disebabkan oleh infeksi tenggorokan Streptococcus grup A. Namun, tidak semua orang yang terkena infeksi bakteri ini akan mengalami demam rematik. Ada beberapa faktor risiko yang memengaruhi, antara lain:
Usia: Anak-anak dan remaja lebih rentan.
Kondisi sosial ekonomi: Lingkungan padat dan sanitasi buruk meningkatkan risiko infeksi streptokokus.
Riwayat keluarga: Ada bukti bahwa faktor genetik dapat memengaruhi respons imun terhadap bakteri streptokokus.
Faktor-faktor ini penting untuk diperhatikan agar deteksi dini dan pencegahan bisa dilakukan dengan lebih efektif.
Diagnosis Demam Rematik

Mendiagnosis demam rematik tidak selalu mudah karena gejalanya mirip dengan penyakit lain. Dokter biasanya menggunakan kriteria Jones, yang mencakup gejala utama dan pendukung. Beberapa langkah diagnostik meliputi:
Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa sendi, jantung, dan kulit.
Tes darah: Untuk mendeteksi antibodi terhadap streptokokus dan tanda-tanda peradangan.
EKG atau ekokardiogram: Digunakan untuk memeriksa kondisi jantung, khususnya katup jantung.
Diagnosis yang tepat sangat penting agar pengobatan bisa dilakukan segera dan komplikasi jantung bisa dicegah.
Pengobatan dan Penanganan
Pengobatan demam rematik bertujuan untuk:
Mengatasi infeksi bakteri (antibiotik)
Mengurangi peradangan (obat antiinflamasi)
Mencegah komplikasi jangka panjang
1. Antibiotik
Pemberian antibiotik seperti penisilin sangat penting untuk membunuh sisa bakteri streptokokus yang masih ada di tenggorokan. Antibiotik juga diberikan untuk mencegah kekambuhan.
2. Obat Anti-inflamasi
Obat anti-inflamasi seperti aspirin atau kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan pada sendi dan jantung.
3. Perawatan Jangka Panjang
Beberapa anak atau remaja memerlukan profilaksis antibiotik jangka panjang, kadang hingga 10 tahun, untuk mencegah kekambuhan yang bisa merusak jantung.
Pengawasan rutin dengan dokter sangat penting, terutama untuk memantau kondisi jantung. Banyak kasus gagal jantung akibat demam rematik sebenarnya bisa dicegah jika pengobatan dilakukan dengan tepat.
Pencegahan Demam Rematik
Seperti banyak penyakit lainnya, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain:
Mengobati infeksi tenggorokan dengan tepat
Jangan menunda pemeriksaan bila anak atau keluarga mengalami sakit tenggorokan disertai demam. Dokter biasanya akan memberikan antibiotik jika diperlukan.Menjaga kebersihan
Mencuci tangan secara rutin, menghindari kontak dengan penderita radang tenggorokan, dan menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mengurangi risiko infeksi streptokokus.Pemeriksaan rutin
Anak-anak yang pernah terkena demam rematik perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memastikan jantung tetap sehat.
Pengalaman Pribadi
Saya masih ingat betul ketika sepupu saya, seorang anak berusia 10 tahun, mengalami nyeri lutut hebat disertai demam. Awalnya kami mengira hanya karena kelelahan bermain. Namun, setelah beberapa minggu, gejala pindah ke pergelangan kaki dan tangan, dan dokter menemukan ada gangguan pada jantungnya. Beruntung, dengan pengobatan yang tepat, ia berhasil pulih. Pengalaman itu mengajarkan saya betapa pentingnya deteksi dini dan penanganan cepat.
Komplikasi Demam Rematik

Salah satu hal yang membuat demam rematik menjadi penyakit serius adalah potensi komplikasinya, terutama jika terlambat ditangani. Beberapa komplikasi yang paling sering terjadi antara lain:
1. Kerusakan Jantung (Rheumatic Heart Disease)
Komplikasi paling berbahaya dari demam rematik adalah kerusakan katup jantung. Peradangan pada katup jantung bisa menyebabkan katup menebal, menyempit, atau bocor. Kondisi ini dikenal dengan Rheumatic Heart Disease (RHD). Anak-anak yang mengalami RHD mungkin akan membutuhkan pengobatan jangka panjang atau bahkan operasi jantung di masa depan.
2. Masalah Sendi
Meskipun nyeri sendi akibat demam rematik biasanya bersifat sementara, pada beberapa kasus yang parah, sendi bisa mengalami pembengkakan kronis atau deformitas. Ini bisa membatasi gerak dan aktivitas sehari-hari, terutama pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
3. Sydenham’s Chorea
Beberapa anak bisa mengalami gerakan tak terkendali pada tangan, kaki, atau wajah, kondisi ini dikenal sebagai Sydenham’s chorea. Meskipun biasanya bersifat sementara, gangguan ini bisa mengganggu aktivitas sekolah dan interaksi sosial.
4. Komplikasi Lain
Ruam kulit, benjolan subkutan, dan demam berkepanjangan juga bisa terjadi, meski tidak separah komplikasi jantung. Namun, gejala ini bisa menjadi indikator penting bahwa tubuh sedang mengalami reaksi imun yang berlebihan akibat infeksi streptokokus.
Kesimpulan
Demam rematik adalah penyakit yang tampak sederhana pada awalnya, tetapi bisa menimbulkan komplikasi serius terutama pada jantung. Anak-anak dan remaja adalah kelompok yang paling berisiko, sehingga perhatian dari orang tua, guru, dan masyarakat sangat penting. Pencegahan dengan mengobati infeksi tenggorokan secara tepat, menjaga kebersihan, dan melakukan pemeriksaan rutin adalah langkah-langkah yang bisa menyelamatkan nyawa.
Dengan pemahaman yang baik tentang gejala, penyebab, dan pengobatan demam rematik, kita bisa membantu anak-anak tetap sehat dan mencegah kerusakan jantung yang bisa berlangsung seumur hidup. Jadi, jangan remehkan sakit tenggorokan yang disertai demam, karena bisa jadi itu adalah tanda awal dari sesuatu yang lebih serius.
Baca fakta seputar : Blog
Baca juga artikel menarik tentang : Toyota Avanza Veloz 2025: Desain Baru, Fitur Canggih, dan Kenyamanan Maksimal


















