Opportunity Desk

Empowering Your Path to Opportunities

Tari Rentak Besapih
culture

Tari Rentak Besapih: Warisan Budaya Minangkabau yang Penuh Makna

Waktu pertama kali saya nonton Tari Rentak Besapih, jujur ya… saya merinding. Bukan karena mistis, tapi karena aura budayanya kental banget. Gerakannya lincah, iramanya tegas, dan maknanya dalam. Saya sampai mikir, “Kenapa nggak dari dulu saya pelajari tarian ini?” Mungkin karena terlalu fokus sama budaya populer, sampai lupa kalau kita punya warisan seni yang luar biasa. Nah, makanya di artikel ini saya mau cerita pengalaman saya mengenal Tari Rentak Besapih, gimana saya jatuh cinta sama tarian ini, dan kenapa kamu juga harus tahu, bahkan mungkin belajar sedikit-sedikit. Yuk kita mulai!

Bagaimana Saya Kenal dengan Tari Rentak Besapih? (dan Kejutan Budayanya)

Ini Dia 7 Tarian Jambi yang Perlu Kamu Tahu

Saya pertama kali dengar tentang  culture Tari Rentak Besapih saat ada pameran seni budaya di Padang beberapa tahun lalu. Awalnya saya nggak terlalu tertarik. Cuma ya, karena saya emang suka budaya lokal dan punya anak murid yang ikut nari, saya nonton juga Jambi network.

Ternyata… wah, tarian ini beda! Bukan cuma soal gerakan, tapi ceritanya yang bikin saya kepikiran semalaman. Rentak Besapih berasal dari Sumatra Barat, lebih tepatnya dari daerah Nagari Lubuk Gadang, Kabupaten Solok Selatan. Nama “Rentak Besapih” sendiri itu kaya metafora dari proses pendewasaan atau pemisahan. Dalam budaya Minangkabau, “besapih” itu semacam simbol melepaskan anak dari orang tua agar mandiri. Dalam tarian ini, itu divisualisasikan dengan gerakan yang ritmis, kompak, dan penuh tenaga.

Dan bukan cuma gerakannya loh yang kompak. Musik pengiringnya—biasanya gendang, talempong, dan saluang—itu bikin suasana hidup banget. Saya ingat betul, waktu bagian klimaksnya, seluruh ruangan kayak bergetar sama energi para penarinya.

Mengapa Tari Rentak Besapih Jadi Favorit Banyak Orang?

Gampangnya, Tari Rentak Besapih itu penuh semangat dan makna. Tapi kalau kita gali lebih dalam, ada beberapa alasan kenapa banyak orang (termasuk saya) langsung suka:

  1. Gerakannya energik tapi tetap anggun. Cocok banget buat nunjukin semangat anak muda zaman sekarang yang tetap menghormati budaya leluhur.

  2. Nuansa emosional. Ada bagian yang seperti menggambarkan perjuangan batin, terutama saat “perpisahan” simbolik dalam cerita tarinya.

  3. Sering dipentaskan di event nasional dan internasional. Jadi pamornya nggak cuma di lokal Minang aja.

  4. Unsur kolaboratif yang kuat. Biasanya ditarikan secara berkelompok, yang menunjukkan semangat gotong royong, kerja sama, dan harmoni.

Saya ingat saat ada festival budaya di Jakarta, Tari Rentak Besapih ini dibawakan sebagai penutup. Dan percaya nggak, bahkan turis asing pun ikutan berdiri dan tepuk tangan lama banget. Mereka mungkin nggak paham semua gerakannya, tapi jiwa dan semangatnya terasa universal.

Daya Tarik Utama Tari Rentak Besapih: Bukan Sekadar Tarian

Kalau ditanya apa yang bikin saya paling tertarik sama tarian ini, jawabannya: autentisitas. Kita hidup di zaman yang serba instan dan modern, tapi tarian ini seakan membawa kita balik ke akar budaya yang kokoh.

Beberapa daya tarik yang menurut saya penting banget:

  • Makna filosofis: Proses “besapih” menggambarkan transisi hidup, dari ketergantungan ke kemandirian. Dalam budaya Minang, ini penting banget. Anak-anak diajarkan untuk mandiri sejak dini.

  • Keselarasan gerak dan musik: Gerakan kaki dan tangan selaras dengan hentakan gendang. Setiap detak seperti denyut nadi budaya yang masih hidup.

  • Kekuatan naratif non-verbal: Nggak perlu kata-kata, kamu bisa merasakan cerita yang dibawakan. Ini kekuatan yang jarang dimiliki oleh tarian kontemporer.

Saya pribadi jadi lebih menghargai proses pendewasaan setelah tahu makna di balik tarian ini. Kayak diingatkan bahwa hidup itu proses lepas dari kenyamanan demi berkembang.

Tips Belajar Tari Rentak Besapih Buat Pemula (dan Jangan Takut Salah)

Ini Dia 7 Tarian Jambi yang Perlu Kamu Tahu

Oke, saya pernah mencoba belajar Tari Rentak Besapih. Gagal? Jelas. Tapi seru banget. Saya ikut latihan bareng anak-anak sanggar lokal. Nah, buat kamu yang tertarik juga, ini beberapa tips dari saya yang semoga bisa bantu:

1. Mulai dari Menonton Banyak Penampilan

Jangan langsung ikut latihan. Tonton dulu. Catat pola gerakan. Pahami cerita yang dibawakan. YouTube, TikTok, atau rekaman lokal bisa jadi awal.

2. Cari Guru Lokal atau Sanggar Minang

Kalau kamu di Sumatra Barat, banyak sanggar seni yang bisa dikunjungi. Tapi kalau di luar daerah, coba cari komunitas Minang—mereka biasanya punya jaringan latihan atau pementasan.

3. Latihan Ritme Kaki dan Gerakan Tangan Secara Terpisah

Jangan sok jago langsung ngikutin semuanya. Fokus dulu ke ritme kaki. Lalu pelajari lenggak-lenggok tangan. Baru disatukan.

4. Pahami Musik Pengiring

Gerakan kamu akan lebih sinkron kalau kamu ngerti iramanya. Coba belajar menghitung ketukan sambil mendengarkan talempong.

5. Jangan Takut Keliru

Ini bagian favorit saya. Pas latihan, saya pernah salah gerak dan malah hampir nyundul orang depan saya. Malu? Banget. Tapi dari situ saya tahu, penari hebat itu bukan yang nggak pernah salah, tapi yang cepat bangkit dari kesalahan.

Pelajaran Hidup dari Tari Rentak Besapih

Buat saya, belajar dan mengenal Tari Rentak Besapih bukan cuma soal budaya. Tapi tentang menghargai proses hidup. Ada banyak pesan tersirat yang bisa kita ambil:

  • Setiap fase hidup itu penting, termasuk fase dilepaskan atau dipisahkan.

  • Keharmonisan hanya tercipta kalau semua kompak dan memahami ritme.

  • Kita bisa belajar banyak dari yang kelihatannya sederhana seperti tarian.

Dan satu hal lagi yang bikin saya tambah semangat untuk terus mengenalkan tarian ini ke generasi muda: kalau bukan kita, siapa lagi yang menjaga budaya ini? Jangan tunggu tarian ini dilupakan baru kita sadar nilainya. Mulai dari mengenal, lalu belajar, dan akhirnya mengajarkan. Itulah siklus pelestarian budaya.

Rentak Besapih di Hatiku

Kadang saya merenung, di tengah gempuran budaya luar dan tren digital yang makin gila, masih banyak harta karun budaya lokal yang belum kita sentuh. Tari Rentak Besapih adalah salah satu permata itu.

Saya nggak bilang kamu harus jadi penari profesional, tapi cukup kenal dan cinta saja, itu udah langkah besar. Kalau kamu punya anak, murid, atau teman yang sedang cari jati diri—kenalkanlah mereka pada budaya sendiri. Dan siapa tahu, langkah kecil itu jadi rentak besar untuk masa depan budaya Indonesia.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang  Tari Pendet: Keindahan Tradisi Bali yang Tak Tergantikan disini

Author