Kalau ada satu camilan yang selalu berhasil membuat saya terkenang pada suasana hangat Kota Malang, maka jawabannya adalah Bakwan Kawi. Setiap kali mendengar namanya, ingatan saya langsung melayang pada aroma gurih tepung yang digoreng garing, potongan sayur yang lembut, dan kuah cuko pedas manis yang membuat lidah menari. Bakwan Kawi bukan sekadar gorengan biasa—ia adalah bagian dari kisah kuliner Malang yang begitu melekat pada masyarakat setempat.
Dalam artikel ini, saya ingin mengajak kamu berjalan-jalan sejenak ke balik sejarah, kelezatan, serta kenikmatan autentik Bakwan Kawi yang tak pernah lekang oleh waktu.
Asal-Usul Bakwan Kawi: Dari Kaki Gunung hingga Jadi Ikon Kuliner
Contents
- 1 Asal-Usul Bakwan Kawi: Dari Kaki Gunung hingga Jadi Ikon Kuliner
- 2 Keunikan Bakwan Kawi Dibandingkan Gorengan Lain
- 3 Pengalaman Mencicipi Bakwan Kawi Pertama Kali
- 4 Apa yang Membuat Bakwan Kawi Begitu Populer?
- 5 Cara Menikmati Bakwan Kawi Agar Lebih Nikmat
- 6 Resep Kawi untuk Kamu Coba di Rumah
- 7 Warung Bakwan Kawi Legendaris di Malang
- 8 Bakwan Kawi dan Kenangan yang Tak Terlupakan
- 9 Author

Tidak banyak camilan yang memiliki identitas sekuat Bakwan Kawi. Nama “Kawi” sendiri berasal dari Wilayah Jalan Kawi dan Gunung Kawi di Malang—dua tempat yang sering disebut menjadi titik awal populernya camilan ini. Di Kota Malang, bakwan sebenarnya bukan barang baru. Namun, versi Bakwan Kawi memiliki ciri khas berbeda yang akhirnya membuatnya mendunia Cookpad.
Di masa lalu, para pedagang kaki lima di daerah Jalan Kawi mencari cara membuat camilan yang murah, mengenyangkan, sekaligus bisa dinikmati berbagai kalangan. Dari sana lahirlah gorengan bulat yang berisi campuran sayuran seperti wortel, kubis, dan tauge, disiram kuah cuko atau dipadukan dengan sambal kacang. Kesederhanaan bahan itulah yang membuat Bakwan Kawi mudah diterima dan terus berkembang.
Hingga hari ini, beberapa warung legendaris di Jalan Kawi tetap bertahan, menjadi saksi hidup betapa camilan ini telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat.
Keunikan Bakwan Kawi Dibandingkan Gorengan Lain
Saat pertama mencicipi Bakwan Kawi, saya langsung tahu bahwa ini bukan gorengan sayur biasa. Ada beberapa keunikan yang menjadikannya ikon kuliner tersendiri:
1. Tekstur yang Pas: Garing di Luar, Lembut di Dalam
Penggorengan Bakwan Kawi tidak asal celup dan angkat. Ada teknik khusus untuk menghasilkan tekstur ideal—bagian luar yang renyah, namun tetap menyimpan kelembutan sayuran di dalamnya. Ketika digigit, sensasinya seperti ledakan rasa gurih yang berpadu dengan kelembutan sayuran.
2. Cuko Khas Malang yang Bikin Nagih
Tidak banyak gorengan Indonesia yang menggunakan cuko sebagai pendamping. Bakwan Kawi justru menjadikannya elemen penting. Cuko berwarna kecokelatan dengan rasa pedas, manis, dan sedikit asam ini disiramkan sedikit demi sedikit ke bakwan panas. Kombinasi rasa inilah yang membuatnya unik dan sulit dilupakan.
3. Ukuran Lebih Tebal dan Padat
Jika kamu terbiasa dengan bakwan sayur yang tipis, maka Bakwan Kawi akan membuatmu terkejut. Bakwan ini memiliki bentuk yang lebih bulat dan tebal, sehingga lebih mengenyangkan.
4. Variasi Topping yang Menggoda
Beberapa penjual menambahkan topping seperti udang kecil atau sayur yang lebih berlimpah. Variasi ini membuat pengalaman makan Bakwan Kawi semakin menarik.
Pengalaman Mencicipi Bakwan Kawi Pertama Kali

Saya masih ingat betul ketika pertama kali merasakan Bakwan Kawi di sebuah warung sederhana di Jalan Kawi. Tempatnya tidak besar, memakai bangku kayu panjang, dan aroma minyak panas penuh memenuhi udara. Dari luar, mungkin tempat itu terlihat apa adanya, tapi antreannya panjang.
Saat bakwan pertama disajikan, warnanya keemasan, menggoda, dan masih mengeluarkan uap panas. Saya menyiramkan sedikit cuko, lalu menggigit perlahan. Rasa gurih dan pedasnya langsung menyapa. Cuko pedas yang mengalir ke dalam tekstur bakwan menciptakan perpaduan rasa yang benar-benar khas.
Momen sederhana itu membuat saya menyadari satu hal: kuliner legendaris tidak perlu mewah. Yang penting adalah cita rasa yang jujur dan konsisten.
Apa yang Membuat Bakwan Kawi Begitu Populer?
Ketenaran Bakwan Kawi bukan kebetulan. Ada beberapa faktor yang membuatnya begitu dicintai, bukan hanya di Malang, tetapi juga oleh wisatawan dari luar daerah:
1. Harga Terjangkau untuk Semua Kalangan
Dari pelajar, karyawan, hingga wisatawan, semua bisa menikmatinya tanpa harus menguras kantong.
2. Mudah Ditemukan dan Sudah Mendunia
Di Malang, kamu bisa menemukan Bakwan Kawi hampir di mana pun—dari warung kecil hingga restoran modern. Bahkan kini, banyak kota lain seperti Surabaya, Jakarta, dan Yogyakarta menghadirkan menu serupa.
3. Rasa Konsisten dan Autentik
Meski berkembang ke berbagai daerah, rasa Bakwan Kawi tetap terjaga. Banyak penjual berusaha mempertahankan resep tradisional, sehingga keaslian rasanya tidak hilang.
4. Cocok Dimakan Kapan Saja
Entah pagi, siang, atau malam—Bakwan Kawi selalu menjadi pilihan tepat. Mau dinikmati dengan teh hangat? Bisa. Mau dijadikan lauk makan nasi juga oke.
Cara Menikmati Bakwan Kawi Agar Lebih Nikmat
Tidak semua orang tahu bahwa ada trik tertentu untuk menikmati Kawi dengan maksimal. Berikut beberapa tips dari pengalaman saya:
1. Nikmati Saat Masih Panas
Kawi paling enak dinikmati dalam keadaan baru saja diangkat dari wajan. Teksturnya masih garing dan aromanya lebih keluar.
2. Siramkan Cuko Secukupnya
Jangan langsung banyak! Cukup sedikit demi sedikit agar kelezatan bakwan tidak tertutupi rasa kuah.
3. Kombinasikan dengan Tahu atau Tempe Goreng
Beberapa warung menawarkan menu pendamping. Menggabungkan bakwan dengan tempe atau tahu goreng membuat sensasi makan semakin lengkap.
4. Tambahkan Sambal Kacang Jika Tersedia
Tidak semua penjual menyediakan sambal kacang, tetapi jika ada, coba sematkan sedikit. Rasanya jauh lebih kaya.
Resep Kawi untuk Kamu Coba di Rumah
Kalau kamu tidak sempat ke Malang, jangan khawatir. Kawi bisa kamu buat sendiri di rumah. Berikut resep sederhana yang bisa dicoba:
Bahan-Bahan:
200 gram kubis, iris tipis
1 buah wortel, serut
1 genggam tauge
2 batang daun bawang, iris
150 gram tepung terigu
2 sendok makan tepung beras
1 butir telur
1 siung bawang putih halus
Garam, lada, dan kaldu bubuk secukupnya
Air secukupnya
Cara Membuat:
Campurkan semua sayuran dalam wadah.
Tambahkan tepung terigu, tepung beras, telur, dan bumbu.
Tuang air sedikit demi sedikit sampai adonan bertekstur kental.
Panaskan minyak dalam wajan.
Ambil satu sendok adonan dan goreng hingga keemasan.
Tiriskan dan sajikan dengan cuko.
Cuko Khas Bakwan :
200 ml air
3 sendok makan gula merah
1 sendok makan cuka
2 siung bawang putih
Cabai rawit sesuai selera
Garam secukupnya
Rebus semua bahan hingga menyatu, lalu saring. Cuko siap digunakan!
Warung Bakwan Kawi Legendaris di Malang
Berikut rekomendasi tempat jika kamu ingin mencicipi rasanya langsung di kota asalnya:
Bakwan Kawi H. Masduki – terkenal sejak puluhan tahun lalu.
Bakwan Kawi Jalan Kawi Atas – ramai wisatawan dan warga lokal.
Bakwan Kawi Sutojayan – punya cuko paling pedas, cocok buat pecinta pedas.
Setiap tempat punya keunikan sendiri, namun semuanya menawarkan rasa autentik yang khas Malang.
Bakwan Kawi dan Kenangan yang Tak Terlupakan
Bakwan Kawi bukan hanya soal rasa. Ia adalah cerita panjang tentang kebersamaan, kehangatan, dan nostalgia yang dibawa setiap gigitan. Setiap orang yang pernah mengunjunginya pasti memiliki versi cerita mereka sendiri, dan setiap cerita itu selalu mengalir kembali pada rasa yang sama: gurih, pedas, dan penuh kenangan.
Jika suatu hari kamu berkunjung ke Malang, jangan lupa masukkan Bakwan ke dalam daftar wajib coba. Percayalah, satu gigitan saja bisa mengubah cara pandangmu terhadap gorengan selamanya.
Baca fakta seputar : Culinary
Baca juga artikel menarik tentang : Iga Sapi Kari: Rahasia Kuah Mantul, Tips Empuk, dan Cerita di Baliknya


















