Website Pribadi, gue tuh dulunya mikir, “Ah, buat apa sih punya website pribadi? Kan udah ada LinkedIn sama Instagram…”
Ternyata itu salah besar.
Sampai suatu hari gue kehilangan satu peluang besar—klien dari luar negeri yang tertarik sama kerjaan gue, tapi… minta lihat website pribadi.
Gue nggak punya.
Akhirnya? Ya lewat deh proyeknya. Itu momen yang bikin gue sadar: punya website pribadi itu wajib, apalagi kalau lo hidup dari keahlian.
✨ Apa Itu Website Pribadi?
Contents
- 0.1 ✨ Apa Itu Website Pribadi?
- 0.2 🧠 Kenapa Punya Website Pribadi Itu Worth It?
- 0.3 👣 Gimana Gue Mulai Bikin Website Pribadi
- 0.4 🚧 Kesalahan yang Pernah Gue Lakuin (Biar Lo Gak Ikut-ikutan)
- 0.5 💡 Tips Biar Website Pribadi Lo Menonjol
- 1 Penutup: Website Pribadi = Investasi Diri yang Paling Terjangkau
- 2 Author
Singkatnya, ini adalah tempat lo ngumpulin semua hal tentang diri lo—profil, portofolio, blog, atau jasa yang lo tawarkan.
Kayak “rumah digital” gitu.
Bisa isinya:
CV & biodata
Daftar project yang pernah lo kerjain
Blog buat nunjukkin expertise lo
Kontak & link medsos
Kalau lo googling nama lo dan hasilnya cuma akun sosmed acak-acakan… ya, it’s time to make your own site.
🧠 Kenapa Punya Website Pribadi Itu Worth It?
1. Lo Jadi Lebih “Resmi”
Gue inget waktu pertama kali interview kerja sambil nunjukin website pribadi. HR-nya langsung bilang, “Wah, keren ya kamu udah punya personal site sendiri.”
Padahal isinya cuma portofolio simpel dan beberapa artikel blog. Tapi it gives credibility.
2. Kendali Penuh Atas Branding
Di media sosial, algoritma bisa ngubur konten lo. Di website sendiri?
Lo bebas atur semuanya. Dari tone tulisan, layout, warna, sampai cara presentasi diri, dikutip dari laman resmi Jurnal ID.
3. Auto Naik di Pencarian Google
Gue pertama kali muncul di Google ya karena punya domain sendiri.
Setelah beberapa bulan nulis blog, nama gue muncul sendiri pas orang cari topik yang gue bahas.
4. Pintu Buat Dapat Proyek atau Kerja
Beberapa klien freelance nemu gue lewat Google. Gila kan? Karena mereka nyari “copywriter Indonesia” dan nemu artikel di blog gue.
Website itu semacam brosur digital aktif 24 jam yang kerja tanpa lo suruh.
👣 Gimana Gue Mulai Bikin Website Pribadi
Oke, ini bagian paling menarik. Karena jujur aja—gue bikin dari NOL, gak ngerti coding.
Tapi ini langkah-langkah yang gue ambil:
1. Pilih Platform (tanpa coding vs pakai coding)
Waktu itu gue riset panjang antara:
WordPress (bisa fleksibel, banyak plugin)
Wix (drag & drop, gampang banget)
Notion + Super.so (buat yang suka minimalis)
Framer atau Webflow (buat yang mau desain modern)
Gue akhirnya pakai WordPress karena:
Gratis
Banyak tutorial
Bisa diatur SEO-nya
Kalau lo bener-bener anti ribet, bisa juga mulai di Carrd.co atau Linktree Pro.
2. Beli Domain & Hosting
Gue beli domain nama sendiri (kayak namalo.com), biar gampang dicari dan kelihatan profesional.
Hosting awalnya pakai Niagahoster karena murah dan support-nya ramah (penting banget buat pemula).
Budget awal:
Domain: Rp150–200 ribu/tahun
Hosting: Mulai Rp300 ribu-an/tahun
Worth it banget sih buat investasi jangka panjang.
3. Nentuin Isi Website
Gue mulai dari 4 halaman:
Home: Perkenalan singkat, tagline, dan foto
Tentang Gue: Cerita singkat tentang siapa gue dan apa yang gue lakukan
Portofolio: Showcase hasil kerja (bahkan proyek fiktif juga gue masukin waktu awal)
Kontak: Formulir, email, dan link sosial media
Bonus: Gue tambahin Blog karena gue suka nulis, dan ternyata ini yang bantu SEO gue naik.
4. Desain: Simple Aja Dulu
Jangan overthinking desain. Gue pakai template gratis, terus utak-atik warna dan font biar sesuai “vibe” gue.
Tips:
Pake 2 warna dominan
Font gampang dibaca
Banyak whitespace, jangan dijejelin
Inget: fungsional dulu, estetik belakangan.
5. Optimasi Buat SEO
Jujur, gue sempat clueless banget soal SEO. Tapi pelan-pelan gue belajar:
Judul harus mengandung kata kunci
Tambahin meta deskripsi di setiap halaman
Pakai plugin SEO kayak Yoast SEO atau RankMath
Dan jangan lupa: kecepatan website juga ngaruh. Gue pakai plugin caching buat bantuin itu.
🚧 Kesalahan yang Pernah Gue Lakuin (Biar Lo Gak Ikut-ikutan)
Bikin semua terlalu rumit di awal (jangan! Simple aja dulu)
Gak update konten selama 3 bulan (SEO drop, sayang banget)
Nggak pasang Google Analytics (jadinya gak tau siapa yang visit)
💡 Tips Biar Website Pribadi Lo Menonjol
Tampilkan testimoni atau social proof
Tulis blog atau artikel pendek tiap bulan
Gunakan CTA (Call to Action) kayak “Hubungi Gue”, “Download CV”, dll
Promosiin website lo di bio IG, LinkedIn, email signature
Penutup: Website Pribadi = Investasi Diri yang Paling Terjangkau
Kalau lo serius bangun personal branding, freelance, nyari kerja, atau bahkan cuma pengen dikenal lebih luas—website pribadi itu bukan pilihan, tapi keharusan.
Gue udah ngerasain sendiri gimana itu bantu dapet klien, ngebuka peluang kerja, bahkan ngajarin gue nulis lebih baik.
Mulai aja dulu. Gak harus sempurna.
Kalau butuh referensi desain, tools yang gue pakai, atau template halaman, tinggal bilang ya. Gue bisa bantuin rekomendasiin sesuai niche lo!
Baca Juga Artikel dari: Pendidikan Formal: Antara Tuntutan Sistem dan Keinginan
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi