Identitas Budaya, waktu pertama kali pindah ke kota besar, saya ngerasa kayak “makhluk asing”. Logat saya beda. Cara saya berpakaian juga dianggap norak. Saya cepat belajar buat “menyesuaikan diri”—bukan demi kenyamanan, tapi karena takut diejek.
Saya mulai menyembunyikan Identitas Budaya saya:
Gak mau ngomong bahasa daerah
Nggak ikut kegiatan Identitas Budaya kampung
Bahkan malu ketika orang tua saya datang ke kota dan berpakaian tradisional
Saya pikir, “Kalau mau sukses, saya harus jadi seperti mereka.” Tapi ternyata, dalam proses menyatu itu, saya kehilangan bagian diri saya sendiri.
Saya Pernah Merasa Identitas Budaya Saya “Ketinggalan Zaman”
Contents
- 1 Saya Pernah Merasa Identitas Budaya Saya “Ketinggalan Zaman”
- 1.1 Identitas Budaya Itu Bukan Kostum, Tapi Jati Diri
- 1.2 Budaya Bukan Cuma Simbol, Tapi Nilai Hidup
- 1.3 Bagaimana Saya Mulai Menemukan Kembali Identitas Budaya Saya
- 1.4 1. Ngobrol Lagi Sama Orang Tua dan Nenek
- 1.5 2. Belajar Lagi Bahasa Daerah
- 1.6 3. Ikut Komunitas Budaya
- 1.7 4. Mengenalkan Budaya Lewat Media Sosial
- 1.8 Tantangan: Globalisasi Membuat Semua “Seragam”
- 1.9 Budaya Bukan Milik Masa Lalu, Tapi Harus Hidup Sekarang
- 1.10 Dampak Nyata Setelah Saya Berdamai dengan Identitas Budaya Saya
- 1.11 Tips Buat Kamu yang Mau Mulai Mengenal (Lagi) Budaya Sendiri
- 1.12 Penutup: Kita Adalah Jembatan Antara Masa Lalu dan Masa Depan
- 2 Author

Identitas Budaya Itu Bukan Kostum, Tapi Jati Diri
Saya baru sadar pentingnya identitas budaya saat saya jauh dari rumah. Di kota besar, semua orang seragam. Bahasa yang sama. Gaya yang mirip. Tapi di tengah itu semua, saya ngerasa kosong.
Ada satu momen yang saya ingat banget: Waktu ada festival budaya di kampus, saya ditanya, “Kamu dari mana? Budayamu apa?”
Saya diem. Bingung jawab apa.
Padahal dulu, waktu kecil, saya bangga banget nari tradisional dan ikut pawai 17-an di kampung.
Saat kamu lupa dari mana kamu berasal, kamu juga kehilangan arah ke mana kamu akan melangkah.
Budaya Bukan Cuma Simbol, Tapi Nilai Hidup
Waktu saya mulai mengulik ulang budaya saya, saya sadar bahwa identitas budaya gak cuma soal:
Lagu daerah
Tarian
Bahasa
Makanan
Tapi juga:
Cara saya bicara dengan orang tua
Cara menyapa tetangga
Filosofi kerja keras dan gotong royong
Pandangan hidup tentang kesederhanaan dan kehormatan
Identitas Budaya membentuk cara saya berpikir. Dan saya kehilangan semua itu karena dulu saya anggap “kuno”.
Bagaimana Saya Mulai Menemukan Kembali Identitas Budaya Saya
1. Ngobrol Lagi Sama Orang Tua dan Nenek
Saya mulai denger cerita-cerita masa lalu. Tentang adat, tentang pantangan, tentang kenapa dulu anak-anak dilarang makan sambil berdiri. Semuanya bukan sekadar aturan, tapi bentuk pendidikan halus dari generasi ke generasi.
2. Belajar Lagi Bahasa Daerah
Saya mulai ngobrol pakai bahasa daerah, meskipun patah-patah. Rasanya lucu, tapi juga hangat. Ada koneksi yang cuma bisa hidup lewat bahasa.
3. Ikut Komunitas Budaya
Di kota, saya temuin komunitas dari daerah saya. Kami nari, nyanyi, bahkan masak bareng. Dari situ saya mulai sadar: kamu gak perlu kehilangan budaya cuma karena pindah tempat.
4. Mengenalkan Budaya Lewat Media Sosial
Saya pernah bikin video singkat soal filosofi di balik salam adat dari daerah saya. Nggak nyangka, banyak orang relate dan ngerasa terbantu memahami Identitas Budaya mereka sendiri juga.
Tantangan: Globalisasi Membuat Semua “Seragam”
Saya suka modernitas. Tapi saya juga mulai takut:
Semua makanan jadi fusion
Lagu tradisional makin jarang
Anak muda gak ngerti lagi kenapa baju adat dibuat seperti itu
Dunia digital bikin semua cepat, tapi juga bikin kita gampang lupa akar.
Kalau bukan kita yang nyimpan, siapa lagi?
Budaya Bukan Milik Masa Lalu, Tapi Harus Hidup Sekarang
Ada anggapan budaya itu cuma urusan orang tua, upacara adat, atau pameran seni. Padahal budaya itu:
Cara kita bersikap
Simbol dalam kehidupan sehari-hari
Warisan yang bisa dibawa ke masa depan
Saya belajar bahwa menjaga budaya bukan berarti anti-kemajuan. Justru dengan Identitas Budaya yang kuat, kita bisa bersaing lebih percaya diri, dikutip dari laman resmi Wikipedia.
Dampak Nyata Setelah Saya Berdamai dengan Identitas Budaya Saya
Saya lebih bangga jadi diri sendiri
Saya jadi tahu keunikan saya di tengah keragaman
Relasi saya dengan keluarga makin hangat
Saya punya nilai hidup yang lebih jelas
Saya gak lagi minder di tengah orang dari latar belakang berbeda
Dan yang paling penting:
“Saya gak perlu jadi orang lain untuk diterima. Identitas Budaya saya cukup.”
Tips Buat Kamu yang Mau Mulai Mengenal (Lagi) Budaya Sendiri
Mulai dari rumah — tanya arti tradisi keluarga
Pelajari lagu, cerita rakyat, atau kuliner khas
Gunakan bahasa daerah sesekali, walau campur-campur
Tanya orang tua soal adat yang kamu gak ngerti dulu
Gabung komunitas atau buat konten kecil tentang budaya kamu
Penutup: Kita Adalah Jembatan Antara Masa Lalu dan Masa Depan
Kita bukan generasi yang tinggal memilih “modern” atau “tradisional”. Kita adalah penghubung. Dan tugas kita bukan menjaga budaya dengan kaca—tapi dengan menghidupkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Identitas budaya bukan penghalang, tapi kekuatan. Semakin kamu tahu siapa kamu, semakin kuat kamu berdiri.”
Jadi… kamu dari mana? Ceritain dong, apa Identitas Budaya unik dari tempat asalmu?
Karena cerita-cerita kayak gitu yang bikin Indonesia tetap hidup—dan kita tetap jadi manusia yang utuh.
Baca Juga Artikel dari: Nggak Viral-Viral? Saya Berantem Sama Algoritma Sosial Media
Baca Juga konten dengan Artikel Terkait Tentang: Culture